Berkendara Malam Hari

Lampu-lampu kota dari kejauhan

Apa yang lebih menentramkan
Selain berkendara malam hari
lalu meneriakkan apa saja
pada sisa angin
bahwa kehidupan
hanya menambah luka
memarahi lampu-lampu jalan
yang diam-diam mengejek
kepengecutan
kesemenjanaan kita

Melihat daun-daun
yang lekas menguning
lalu menggugurkan diri
berjatuhan di sudut malam
kita mungkin teringat
sebuah pohon raksasa
yang akan dikitari
oleh banyak orang berkuda

Aku ingin hingga puas
menatap satu per satu bunga
di tepinya
taman dengan warna-warna
yang belum pernah kita lihat
sebelumnya

Namun ingatkan aku
jika sudah beribu tahun
terpaku pada bunga yang sama
atau barangkali
untuk apa juga bergegas
terburu-buru
sebab waktu sudak tak ada
dan siang malam pun
kini tidak berbeda

Aku ingin bernafas
dengan helaan ringan
tanpa ragu dan khawatir
yang ada hanya berpikir
dari mana kita harus
mengawali tadarus,
siapa yang paling kecil
membuka kran wudhu
atau siapa yang terakhir
keluar dari pintu masjid
dan saat itu
aku hanya ingin basah
mengingat betapa bebal
bodohnya aku

   2 Des. 2019

Comments

Popular Posts